Pengamalan Pancasila
TOPIK: Pancasila sebagai Sistem Filsafat dan Sistem Etika
Indonesia adalah negara terdiri dari ribuan pulau dan memiliki keanekaragaman adat istiadat dan budaya. Dilihat dari segi geografis Indonesia adalah negara yang luas. Ribuan pulau memebentang dari Sabang sampai Merauke. Indonesia juga mempunyai berbagai suku dan budaya dari berbagai etnik yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Hal itu menunjukan suatu kekayaan dan kekuatan yang dimiliki oleh Indonesia. Keanekaragaman ini perlu dijaga dengan adanya persatuan dan kesatuan antar sesema. Akan tetap dimasa ini adalah masa yang sulit. Mulai timbul berbagai masalah yang membelit negeri ini. Masalah demi masalah yang menimpa bangsa ini, tak luput dari kesalahan dan keegoisan masyarakatnya. Cobalah melihat lebih seksama perilaku amoral yang terjadi dan tindak pidana yang marak juga penyelewengan hak-hak dan kewajiaban sudah biasa dilakukan. Mulai dari masyarakat kecil sampai pejabat pemerintahan. Itu semata-mata dilakukan demi kepentingan pribadi. Kondisi bangsa saat ini dorasakan jauh dari pencerminan norma-norma Pancasila. Segala konflik yang terjadi tidak mencerminkan jati diri Bangsa Indonesia. Mulai dari masalah agama, hak asasi manusia, perekonomian, persatuan, dan degradasi moral melanda bangsa ini secara bersamaan. Masalah agama missalnya, penodaan agama yang berupa munculnya aliran sesat dan sangat berbahaya sampai-sampai mengikis moral dan iman bangsa ini. Perekoomian bangsa ini pun sangat mengkhwatirkan, harga-harga sembako dan barang kebutuhan pokok amat sangat jauh dari jangkauan masyarakat kecil, apalagi dari golongan yang mempunyai tingkat ekonomi rendah. Hal lain yang menjadi perhatian kita adalah pertikaian antar sesama golongan, mereka mementingkan kepentingan golongan sendiri daripada persatuan bangsa. Disaat Indonesia membutuhkan solidaritas dan persatuan hingga skap gotong royong, justru saat ini pertikaianlah yang terjadi. Dan yang paling parah adalah masalah korupsi yang menjamur di negeri ini seolah hal itu bagaiakan suatu kebiasaan yang wajar. Masalah-masalah tersebut adalah hanya sebagian dari konflik yang dihadapi bangsa ini. Amat sangat ironis jika dibandingkan dengan umur negara ini yang sudah merdeka lebih dari setengah abad. Dengan umur yang setua ini seharusnya Indonesia menjadi negara yang kuat dan sejahtera. Masalah-masalah diatas tercermin akibat kurangnya pengamalan dari dasar negara ini yaitu Pancasila. Nilai-nilai moral yang terkikis habis dan tak tersisa. Pemahaman Pancasila yang kurang berakibat fatal pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila adalah lambang dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia (Wikipedia,2011). Pemahaman dari Pancasila sendiri adalah merupakan suatu dasar yang memuat berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sila pertama di Indonesia menunjukan bahwa Indonesia adalah negara yang beragama. Menganut asas beragama yang bebas dan menjunjung tinggi rasa keimanan. Menunjukan keyakinan terhadap keberadaan Tuhan dan hal ini merupakan titik sentral dari pemijiran Pancasila (Yasni,2010;154). Bila kita memperhatikan sejenak kebebasan beragama sangat di anjurkan. Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 29 “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”, di Indonesia menganut kebebasan beragama tanpa ada paksaan dari siapapun. Akan tetapi kebebasan tersebut di salah artikan dengan berbagai tindakan penodaan agama. Banyaknya aliran sesat yang timbul dan menjamur di Indonesia adalah bentuk penodaan terhadap agama. Sebagai contoh adalah muncul para nabi palsu. “Ahmad Moshaddeq dari Betawi (Jakarta) yang dari mengaku dirinya nabi dan mengganti Syahadat Rasul menjadi (eramuslim,2011)”. Dan banyak lagi adalah munculnya ajaran-ajaran agama baru yang sangat membahayakan kestabilan pertahanan negara. Ancaman dari teroris yang terus berdatangan dan maraknya bom bunuh diri yang berkedok jihad telah membutakan sebagian orang yang terjerumus kedalam ajaran yang menyimpang dari agama. Ketentuan agama seakan tak dihiraukan. Banyak partai berkedok agama yang telah berdiri untuk memenangkan suatu kekuasaan.
Sila kedua menunjukan bahwa di Indonesia adalah negara yang bermoral dan berakhlak. Menunjukan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna pada dasarnya juga makhluk yang adil dan beradab(Yasni,2010;154). Pengamalannya antara lain menjunjung tinggi hak asasi manusia dan memperlakukan antar sesama secara adil dan tidak membeda-bedakan golongan. Tidak semata-mata mementingkan kepentingan pribadi yang dapat berakibat fatal seperti perpecahan.
Sila ketiga adalah sila yang sangat berpengaruh karena di Indonesia terdiri dari ribuan suku, budaya, golongan dan bahasa. Persatuan dan kesatuan sangat dibutuhkan untuk menjaga negara Indonesia tetap utuh. “Menunjukan manusia harus berjuang mendapatkan ridha Tuhan harus bersatu dalam melakukan kewajibanya untuk memanfaatkan dan melestarikan alam bersama makhluk lainya agar dapat hidup rukun dan damai(Yasni,2010;154).” Apabila persatuan di Indonesia lemah, pertikain pun sangat mungkin terjadi dan berpengaruh pada kestabilan negara. Ironisnya di Indonesia seakan tidak berlaku melihat keadaan yang terjadi seperti terlalu banayaknya partai yang berdiri. Tidakkah cukup dalam satu negara hanya terdapat kurang dari sepuluh partai. Di Amerikan saja, yang terkenal dangan negara “super power” hanya terdiri kurang dari lima partai. Terlalu banyak partai yang berdiri dapat menimbulkan perpecahan karena kebanyakan partai di jaman sekarang hanya mementingakan kepentingan pribadi dan hanya memburu kekuasaan.
Sila keempat mengandung unsur permusyawartan. Seperti pemecahan masalah secara bersama.”Menunjukan manusia bertuhan dan beradab yang menginginkan persatuan, harus menyadari bahwa Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, sehingga sekecil apapun perbedaan yang muncul diselesaikan dengan musyawarah guna menjaga kelangsungan hidup bersama (Yasni,2010;155).” Apabila masalah diselesaikan dengan musyawarah akan menghasikan solusi yang dapat diterima semua unsur yang bersangkutan. Kurangnya permusyawaratan mengakibatan kericuhan dan tak jarang di Indonesia sendiri sering terjadi kericuhan dalam sidang. Sebagai contohnya adalah kericuhan sidang DPR yang berujung pada baku hantam. Tentunya sebagai bangsa Idonesia, bangsa yang beradab kita tak sepantasnya bertindak sesuai pemikiran egois yang mencemarkan nama baik bangsa dan negara di mata dunia.
Sila kelima menunjukan bahwa dalam setiap musyawarah harus dihasilkan keputusan yang adil. Tak memberatkan sebagian pihak dan dapat diterima. “Menunjukan bahwa keputusan yang adil suatu musyawarah harus memberikan kepastian adanya keadilan bagi semua pihak(Yasni,2010;155).” Dalam sebuah negara pasti terdapat seorang pemimpin. Dan sang pemimpin tersebut harusnya bersikap adil guna menciptakan kesejahteraan dalam masyarakat.
Pengamalan dari sila-sila dapat menjadi dasar yang kuat dan harus ditanamkan sejak dini sebagai pokok untuk menuju Indonesia yang makmur dan sejahtera. Karena saat ini krisis yang melanda sudah terlalu banayak, dan nilai-nilai Pancasila pun seakan memudar. Maka dari itulah kita sebagai generasi penerus bangsa wajab mangamalkan nilai yang ada dan menjaganya agar tetap abadi.
REFERENSI :
Yasni, Sedarwati. (2010). Citizenship. Bogor. Penerbit Media Aksara
Wikipedia.com. (2011). Pancasila . [online] Available from: http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila [Accessed at : 22 Oktober 2011]
Eramuslim.com. (2011). Suburnya Aliran Sesat di Indonesia. [online] Available from: http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/suburnya-aliran-sesat-di-indonesia.htm [Accessed at : 22 Oktober 2011]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar